Rosululloh lahir dalam keadaan yatim dan tumbuh dalam tanggung jawab kakeknya kemudian pamannya. Bapak beliau (Abdulloh) tidak meninggalkan harta yang dapat mencukupi seluruh keluarganya, karena yang ditinggalkan hanya berupa lima ekor unta, beberapa ekor kambing, dan seorang budak perempuan yang menjadi pengasuh Rosululloh SAW di masa kecil yang bernama Ummu Aiman (Barokah) dari Habsyah.
Tidak ada pekerjaan tetap bagi Rosululloh SAW sebelum masa remaja, hanya saja ada beberapa riwayat menjelaskan bahwa beliau bekerja mengembala kambing bersama saudara-saudara susuannya di perkampungan Bani Sa'd. Begitu pula di Makkah, beliau juga mengmbala kambing milik penduduk Makkah dengan upah beberapa qirat, satu qirat sama dengan setengah dari sepersepuluh dinar atau sepertiga dari seperdelapannya. Kalau zaman sekarang senilai dengan 10 Real Saudi.
mengembala kambing adalah termasuk kebiasaan seluruh para nabi pada awal kehidupan mereka. Hal ini telah disabdakan Rosululloh SAW setelah Alloh memuliakan beliau dengan kenabian:
"Dari Abu Huroiroh RA, dari Rosululloh SAW, beliau bersabda, "Alloh tidak mengutus seorang nabi kecuali dia telah mengembala kambing." Para shahabat bertanya, "Apakah engkau juga?" Beliau menjawab, "Ya, aku telah mengembala kambing milik penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath." (HR. Bukhori)
Setelah memasuki usia remaja, beliau beralih profesi bekerja sebagai pedagang, seperti diterangkan dalam sebuah riwayat: Beliau berdagang dan bekerja sama dengan as-Saib bin Abi as-Saib, beliau SAW adalah partner kerja yang paling baik baginya, karena tidak pernah saling mencurangi atau berselisih. Tatkala kota Makkah bisa ditaklukkan oleh pasukan Islam, Saib mendatangi Rosululloh SAW dan disambut baik oleh beliau seraya bersabda, "Selamat datang saudaraku dan partner kerjaku."
Begitulah dalam bermu'amalah (bergaul atau bekerja sama) dengan orang lain beliau dikenal amanah (bisa dipercaya), shidiq (jujur) dan 'afaf (selalu menjaga kehormatan diri).
Seperti inilah tingkah laku, akhlaq dan tabiat beliau dalam seluruh celah kehidupannya sehingga beliau dijuluki AL AMIN.